![]() |
Kehancuran di Aleppo, Suriah |
Yagobing (Internasional News) :
Direktorat Kesehatan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan,
semua rumah sakit di Suriah tak berfungsi setelah serangan udara
terakhir. Pasukan Suriah dan sekutunya, Rusia, dikabarkan telah
membombardir fasilitas kesehatan yang dikepung oleh para pemberontak di
Aleppo Timur. Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Susan Rice
mengatakan, Amerika Serikat (AS) mengutuk serangan tersebut.
Rice mendesak Rusia sebagai sekutu Presiden Suriah Bashar al-Assad
segera menghentikan aksi kekerasan tersebut. Seperti dilansir Reuters,
serangan udara intensif dilakukan secara bertubi-tubi di bagian timur
Aleppo sejak Selasa (15/11). Tentara Suriah dan sekutu kembali melakukan
operasi setelah serangan sepekan sebelumnya.
Lembaga pengawas perang, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia
yang berbasis di Inggris, menyebutkan, setidaknya ada 27 korban tewas di
Aleppo Timur. Termasuk di antaranya adalah anak-anak. “Mereka
menghancurkan infrastruktur yang penting bagi kehidupan anak-anak,
lansia, dan perempuan. Tanpa jaminan layanan kesehatan, mereka meninggal
dunia,” kata Direktur Kesehatan Aleppo kepada Reuters.
Perwakilan WHO di Suriah, Elizabeth Hoff, mengatakan, lembaga bantuan
PBB bekerja dari perbatasan Turki. Mereka menegaskan, semua rumah sakit
di Aleppo tidak bisa memberikan layanan kesehatan. Kelompok pengawasan
mengatakan, beberapa rumah sakit masih beroperasi. Namun, masyarakat tak
berani menggunakan fasilitas tersebut karena penembakan bertubi-tubi
mengarah ke kawasan tersebut.
Dari sumber layanan medis, warga, dan pemberontak, diketahui bahwa rumah
sakit di wilayah itu telah rusak karena serangan udara beberapa hari
terakhir. Namun, baik Rusia maupun pemerintahan Assad membantah telah
menargetkan rumah sakit dan infrastruktur sipil lain selama perang.
Lembaga amal di bidang kesehatan, Doctors without Borders, melaporkan,
telah ada 30 rumah sakit menjadi sasaran tembakan sejak awal Juli lalu.
Para dokter dan penyedia layanan medis tidak bisa mengirimkan alat
kesehatan dan obat-obatan ke kawasan tersebut. Mereka berupaya
mengembalikan fungsi rumah sakit yang rusak, namun kurangnya pasokan
logistik membuat hal itu sulit dilakukan.
Sumber berita : republika.co.id
0 Comments