Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Komisaris Besar Rikwanto mengatakan, bom berbahan kimia yang diracik tersangka teroris dari Majalengka, Rio Priatna, berdaya ledak tinggi.
Bahkan, kata Rikwanto, daya ledaknya bisa dua kali lebih besar daripada bom Bali I dan II.
"Kalau kita bandingkan bahan ini, misalnya TNT, bisa mencapai dua
setengah kali kekuatan kali bom bali I dan II," ujar Rikwanto yang
didampingi oleh tim laboratorium forensik Polri di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat (25/11/2016).
Sementara itu, bahan peledak RDX yang juga diracik Rio kekuatannya mencapai 3,2 kali ledakan bom Bali.
Daya ledak, kata Rikwanto, bisa lebih kuat lagi jika senyawa tersebut ditambahkan dengan booster dan paku.
"Bahan-bahan ini relatif murah dan gampang dicari di toko-toko, toko online," kata Rikwanto.
Rio meracik bahan kimia dan punya laboratorium sendiri di rumahnya.
Saat penangkapan di kediamannya beberapa hari lalu, Detasemen Khusus
Antiteror Polri 88 menyita cairan asam nitrat, asam sulfat, air raksa, pupuk urea, dan gelas kimia.
Alat-alat tersebut diyakini dapat menimbulkan ledakan jika diracik
dengan takaran tertentu. Pembuatan bahan peledak itu dilakukan
berdasarkan pesanan.
"Sebelum ramuan itu jadi dan sempurna, sudah ditangkap Densus 88," kata Rikwanto.
Diberitakan sebelumnya, Densus 88 Antiteror Polri menangkap tersangka teroris bernama Rio Priatna (23) di Majalengka, Rabu (23/11/2016).
Kepala Divisi Humas Polri
Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, Rio merupakan anggota kelompok
Jamaah Anshar Daulah Khilafah Nusantara (JADKN) yang dipimpin Bahrun
Naim.
Rio ditangkap di rumahnya di Desa Girimulya RT 003 RW 005 Kecamatan Banjaran, Majalengka.
Dikutip dari : kompas.com
0 Comments