Larang Warganya Ikut Demo di Jakarta, Begini Sindiran Pedas Super Dahsyat Gubernur Kaltim buat GNPF-MUI


Yagobing - Warga Kaltim dan Kaltara dilarang keras berangkat ke Jakarta untuk ikut unjuk rasa.

Hal ini tegas disampaikan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, Kapolda Kaltim Irjen Pol Safaruddin dan Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Johny L Tobing.

Awang menyebut, mereka yang tetap memaksa berangkat ke Jakarta berarti dekat dengan radikalisme. Yang mana radikalisme banyak yang berujung pada tindakan terorisme.

“Tidak ada demonstran asal Kaltim yang ikut ke Jakarta. Memang tak ada larangan untuk ikut aksi unjuk rasa di Jakarta 2 Desember nanti. Tapi, jika ada aspirasi, silakan sampaikan ke Pemda, Kodam daan Polda. Pasti ditanggapi dengan baik. Karena harus ikuti aturan dan UU berlaku,” tegas Awang Faroek saat pertemuan pimpinan daerah dengan tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat di Aula Makodam VI/Mlw, Rabu (23/11).

Tak hanya itu, Awang secara tegas klaim jika temukan warga Kaltim ikut aksi bela islam dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI), maka warga dimaskud patut dicurigai sebagai calon teroris. "Kalau ikut aksi ke Jakarta, patut dicurigai. Karena, mereka calon teroris dan patut diwaspadai, sebab pemikirannya radikal dan anggap sebagai ekstra parlementer," cetusnya. 

Karena itu, pihaknya serukan untuk lakukan pengawasan ketat bagi warga tetap berangkat ke Jakarta.

Kapolda Kaltim, Irjen Pol Safaruddin menegaskan, akan tindak tegas kelompok atau golongan yang bertindak anarkis dan ganggu keamanan. “Silakan, kalau mau coba-coba akan berhadapan dengan saya. Jika upaya preventif tak dihiraukan, kami tindak tegas,” tegasnya.

Hal senada diungkapkan Pangdam VI/Mlw Mayjen TNI Johny L Tobing menyatakan sedang siapkan fasilitas ,jika ada warga hendak aksi damai di Balikpapan.

"Mau demo, silahkan saja. Kita siapkan lapangan, truk, sound system dan akan dikawal aparat keamanan, Yang penting, tidak di Jakarta. Mau apa lagi, semua bakal saya sediakan," pintanya. Jenderal dua bintang itu menuturkan, aksi 2 Desember di Jakarta rentan ditunggangi kelompok tertentu untuk kacaukan keamanan negara.

“Pada aksi 411 lalu, ada 7 orang berangkat ke sana, tapi aksi jilid III pada 2 Desember nanti saya berharap dan tegaskan tak ada warga Kaltim yang berangkat,"  tegas Pangdam. 

Dikutip dari : beritateratas.com
   

Post a Comment

0 Comments