![]() |
Presiden Filipina Rodrigo Duterte |
REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Pemerintah Filipina meminta warganya yang tak terdokumentasi di AS untuk
segera pulang, Kamis (17/11). Para petinggi di pemerintahan Manila
meminta mereka segera pergi dari AS sebelum presiden terpilih Donald
Trump merealisasikan janjinya mendeportasi imigran ilegal.
Menurut Rappler, juru bicara kepresidenan Ernesto Abella menyampaikannya saat briefing berita pada Rabu. Ia mengutip posisi Menteri Buruh Silvestre Bello III.
"Pemimpin buruh mendesak OFW (Overseas Filipino Workers) tak
terdokumentasi di AS untuk kembali di tengah ancaman deportasi masif,"
kata Abella.
Per Desember 2013, ada sekitar 3,5 juta orang Filipina di AS. Sebanyak
7,6 persen atau 271 ribu orang diantaranya tidak terdokumentasi. Data
ini diambil dari Komisi Warga Filipina di Luar Negeri. Sejak saat itu,
jumlahnya diperkirakan terus meningkat.
Sejumlah laporan lokal menyebut ada sekitar empat juta warga Filipina di
luar negeri. Artinya sepertiga populasi orang Filipina berada di luar
negeri. Menurut Abella, Presiden Rodrigo Duterte siap membantu
kepulangan mereka.
"Seharusnya mereka memutuskan pulang, Bello mengatakan pemerintah siap membantu," kata Abella, dikutip Asian Correspondent.
Menurutnya, hal itu juga merupakan salah satu keinginan Duterte.
Filipina telah membangun mekanisme bisnis dan banyak kesempatan kerja
sehingga orang Filipina tidak perlu lagi pergi keluar negeri. Di lain
pihak, Duterte pun mencoba menjalin hubungan baik dengan Trump.
Menurut Reuters, Duterte terlihat lebih ramah pada pengganti
Presiden Barack Obama tersebut. Ia juga percaya Obama akan adil
menangani imigran-imigran ilegal.
Sumber : republika.co.id
0 Comments