![]() |
Ilustrasi pasukan China |
Yagobing - Kementerian Pertahanan China memberlakukan
status siaga satu setelah kelompok bersenjata di Myanmar menyerang pos
militer dan polisi di perbatasan kedua negara pada pekan lalu.
Dalam sebuah laporan, seperti dikutip situs Reuters,
Senin, 21 November 2016, pada Minggu malam, tiga kelompok bersenjata
tiba-tiba menyerang pos keamanan di kota Muse dan Kutkai, sebelah timur
laut Negara Bagian Shan, Myanmar, secara serentak.
Berdasarkan informasi dari sumber anonim
bahwa terdapat korban jiwa, baik dari militer maupun sipil, namun tidak
memberikan rincian lebih lanjut.
"Kami berharap adanya pengendalian situasi
dan tetap tenang untuk mencegah eskalasi konflik lebih lanjut. Kami akan
mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam menjaga kedaulatan dan
keamanan negara, serta melindungi kehidupan dan properti warga China
yang tinggal di sepanjang perbatasan," demikian bunyi pernyataan resmi
dari Kementerian Pertahanan China.
Sementara itu, Kedutaan Besar China di
Yangon, Myanmar, mendesak digelarnya gencatan senjata untuk
mengembalikan stabilitas di wilayah perbatasan.
Tahun lalu, Beijing mengungkapkan
kekecewaannya kepada Myanmar karena lima warga negaranya tewas akibat
peristiwa yang sama di wilayah perbatasan.
Pemerintah China sendiri telah menyediakan
tempat tinggal sementara bagi warga Myanmar yang menyeberang perbatasan
ke negeri Tirai Bambu untuk menghindari pertempuran.
Namun, jumlah pengungsi maupun tempat
tinggal tidak diungkapkan. Ribuan orang telah mengungsi selama beberapa
dekade pertempuran antara militer dan kelompok etnis bersenjata di Shan
tak kunjung usai.
Shan adalah 'rumah' bagi beberapa kelompok besar yang berbatasan langsung dengan China dan Thailand.
Dikutip dari : viva.co.id
0 Comments