![]() |
Pesawat Airbus A380 'superjumbo' milik maskapai British Airways (British Airways) |
Pesawat Airbus A380 'superjumbo' milik maskapai British Airways sedang berada di ketinggian ribuan kaki di udara ketika para pramugari mengalami hal aneh.
Kala itu, penerbangan dari San Francisco, Amerika Serikat menuju
London, Inggris baru 40 menit lepas landas pada 25 Oktober 2016.
Tiba-tiba para awak kabin mendadak merasa sakit dan membutuhkan pasokan
oksigen darurat.
Pesawat double-decker itu kemudian dialihkan ke Vancouver,
Kanada. Tiga pilot dan 22 awak kabin segera dilarikan ke rumah sakit.
Diduga, insiden dalam pesawat bernomor penerbangan BA286 disebabkan
kebocoran gas beracun. Namun British Airways menyebutnya sebagai insiden
yang dipicu bau tak sedap.
Belakangan, laporan rinci terkait insiden, yang ditulis pramugari paling senior sekaligus direktur layanan kabin penerbangan, bocor ke publik.
Laporan tersebut menguak situasi mengerikan di dalam kabin. Ia
menyebut, insiden diawali terciumnya bau seperti plastik terbakar.
Kapten kemudian mendeklarasikan status darurat dan mengatakan pada pihak pengendali lalu lintas penerbangan atau air traffic control bahwa mereka mengalami situasi yang disebabkan gas beracun.
Laporan terbaru, yang dilaporkan Sunday Times menyebut, bau
mencurigakan terdeteksi di sebuah pintu di kabin utama dan di dek atas
pesawat yang berkapasitas maksimal 850 orang itu.
"Kemudian jelas terlihat bahwa lebih banyak awak yang berperilaku di
luar normal...dilaporkan beberapa mengalami pusing, sakit kepala berat,
merasa nyaris pingsan, mual, mata merah dan gatal, rasa logam pada
mulut, sensasi melayang, wajah memerah, agresi, dan --yang paling
mengkhawatirkan -- mereka jadi pelupa dan bingung, tak mampu untuk
berpikir jernih dan berkomunikasi secara normal," demikian isi laporan
tersebut.
Dokumen tersebut juga mengungkap, para pramugari senior kehilangan
rekan-rekannya, yang ternyata berkeliaran di pesawat, 'tanpa mengetahui
bagaimana mereka bisa ada di sana'.
Tak hanya itu, sejumlah awak terlihat di sudut-sudut pesawat, duduk
di lantai, dengan selimut di atas kepala mereka, dan menjejalkan makanan
ke mulut saat mengenakan masker oksigen.
Laporan tersebut juga menyebut, 12 awak kabin menunjukkan gejala
mengkhawatirkan, sementara 9 staf lainnya termasuk kapten mengenakan
masker oksigen.
Bahkan setelah mendapat perawatan di rumah sakit, sejumlah awak kabin
masih merasa tak sehat. Satu di antara mereka bahkan pingsan dan
muntah-muntah setibanya di Bandara Heathrow, Inggris.
![]() |
Pramugari British Airways (Foto: Nick Morrish/British Airways). |
Humas sebuah bisnis pertunjukkan, Ciara Parkes, yang ada dalam
penerbangan mengaku, para pramugari terlihat panik, sehingga ia sampai
berpikir, jangan-jangan pesawat sedang dibajak.
"Itu mungkin kejadian paling mengerikan yang pernah kualami dalam hidup," kata dia seperti dikutip dari Daily Mail, Senin (2/1/2017).
Parkes mengatakan beberapa penumpang mengalami mata merah, sementara
ia merasa dadanya luar biasa kencang saat mencoba untuk berdiri. Sejak
penerbangan itu, perempuan tersebut kerap merasa pusing.
Namun, British Airways -- yang menggambarkan insiden tersebut sebagai
efek bau tak sedap belum memberikan penjelasan terbaru terkait insiden
tersebut.
"Teknisi kami yang sangat terampil memeriksa pesawat di Vancouver
melakukan tes lebih lanjut pada penerbangan kembali ke London. Tidak ada
kesalahan yang ditemukan," kata pihak British Airways.
"Keselamatan penumpang dan awak adalah prioritas kami. Kami akan
membagikan rincian dan penyelidikan kami pada Civil Aviation Authority
(CAA) dan berkomitmen akan memenuhi aturan keselamatan penerbangan."
Sementara Unite, organisasi yang mewakili awal kabin menuntut ada
investigasi lebih lanjut, terkait insiden yang dinilai menakutkan dan
mengancam secara luas yang melibatkan 'pencemaran udara' dalam
penerbangan.
Mereka menyayangkan sikap British Airways yang diduga berusaha mengecilkan arti insiden tersebut.
"Insiden asap dan paparan udara yang terkontaminasi secara berlanjut
di dalam pesawat adalah masalah lama yang tidak bisa disapu 'ke bawah
karpet' (disembunyikan) oleh British Airways dan industri penerbangan
yang lebih luas."
Sumber Berita : http://global.liputan6.com
Sumber Berita : http://global.liputan6.com
0 Comments