![]() |
Wakil Presiden Jusuf Kalla beberapa saat seusai menunaikan shalat Jumat bersama peserta aksi doa bersama, Jumat (2/12/2016). |
Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai maraknya aksi penolakan terhadap tenaga kerja asing asal China tidak terlepas dari pengaruh kebijakan proteksionisme yang tengah diterapkan di sejumlah negara.
Ia menjelaskan, selama ini banyak negara yang menerapkan kebijakan ekonomi terbuka atau liberal.
Namun, seiring pelambatan ekonomi global, kebijakan tersebut
dievaluasi dan beberapa negara besar mulai mengubah sistem mereka
menjadi lebih konservatif atau proteksionis.
"Kita lihat Brexit (Inggris yang keluar dari Uni Eropa) dan Uni Eropa keseluruhan, kita lihat Trump, kita lihat tentu China
dan sebagainya. Tentu suasana yang lebih nasionalistis," kata Wapres
Kalla saat membuka pasar saham 2017 di Bursa Efek Indonesia (BEI),
Jakarta, Selasa (3/1/2017).
"Kita tentu juga tidak mungkin orang lain nasionalistis, tapi kita terbuka begitu banyak," ujar dia.
Wapres Kalla menyebutkan, jumlah tenaga kerja asing asal China yang bekerja di Indonesia tidak lebih dari 20 ribu orang.
Namun, belakangan marak pemberitaan media yang menyebut banyak tenaga kerja asing asal China yang secara illegal bekerja di Indonesia.
"Ada efek-efek itu. Ini yang tentu adalah kenyataan yang terbuka di
dunia ini yang kita bisa antisipasi sebaiknya. Memang juga tentu sangat
terpengaruh negara besar kayak Amerika," ujar Kalla.
"Apalagi kampanye Trump yang begitu menggelorakan rakyat agar Amerika lebih jaya lagi," kata dia.
Sumber Berita : http://nasional.kompas.com
0 Comments