Beberapa hari lalu publik Indonesia dihebohkan oleh aksi pembunuhan
sadis di Pulomas. Pelaku menghabisi korban dengan sangat tidak manusiawi
lalu menumpuknya di dalam kamar mandi yang sempit. Peristiwa ini
langsung menjadi viral lantaran banyak beredar cerita-cerita memilukan
plus video aksi pelaku yang di luar batas kewajaran.
Pada artikel ini kita tidak akan membahas betapa kejinya aksi di
Pulomas. Kita akan membahas satu peristiwa yang tidak kalah keji dan
terjadi di Pakistan. Selama kurang lebih 18 bulan, pria bernama Javed
Iqbal telah menghabisi setidaknya 100 anak laki-laki dengan sangat keji.
Berikut cerita mengerikan tentang Javed Iqbal.
Kehidupan Seorang Javed Iqbal Saat Muda
Tidak ada yang aneh dari kehidupan seorang Javed Iqbal saat kecil. Lahir
di Lahore, Pakistan pada tahun 1956, Javed menjalani kehidupan dengan
normal. Ayahnya adalah seorang pebisnis andal sehingga untuk masalah
finansial, Javed tidak pernah kebingungan. Di Pakistan dia sekolah di
perguruan tinggi Islam hingga akhirnya lulus.
Saat masih bersekolah pada tahun 1978, Javed sudah memulai bisnis.
Berkat didikan dari ayahnya dia mulai membuat bisnis di bidang
pengolahan baja. Selama menjalani bisnis, Javed mulai pindah ke sebuah
vila di Shadbagh dengan seorang pria. Dari sini kisahnya menjadi penuh
rahasia dan tidak diketahui hingga berita mengerikan tentang pembunuhan
100 anak laki-laki mencuat.
Kejahatan Yang Dilakukan Dengan Keji
Kejahatan dari seorang Javed terungkap setelah dua mayat anak laki-laki
ditemukan dengan keadaan yang mengerikan. Tubuhnya terpotong-potong dan
dimasukkan ke dalam sebuah kotak lalu diberi larutan hydrochlorid acid.
Larutan ini bersifat korosif sehingga apa saja yang dimasukkan ke
dalamnya akan hancur ke dalam sekejap termasuk mayat dari dua anak
laki-laki itu.
Setelah mayat dari dua anak itu hancur, Javed akan membuangnya ke
saluran pembuangan. Dari sini dia merasa sudah mampu menghilangkan
barang bukti. Metode super ngeri ini dilakukan berkali-kali oleh Javed
hingga akhirnya dia merasa ketakutan dan takut akan ditangkap oleh
polisi lalu dihabisi.
Metode Pencarian Korban Dari Javed Iqbal
Sebagai orang yang kaya, Javed bisa melakukan apa saja yang dia mau
termasuk mencari anak-anak dengan jenis kelamin laki-laki. Biasanya dia
akan mencarinya di jalanan atau ke kawasan di mana penduduknya berada
pada strata ekonomi rendah. Dengan begitu, dia akan mudah memengaruhi
anak laki-laki di sana untuk mau diajak ke rumahnya dan diperlakukan
dengan cara mengerikan.
Biasanya mereka yang terkena iming-iming akan diajak senang-senang
terlebih dahulu entah makan atau dibelikan baju. Setelah sampai rumah
mereka akan diminumi obat hingga teler. Setelah anak laki-laki itu tidak
begitu sadar, Javed akan melakukan tindakan asusila sembari menyiksanya
sampai puas. Kalau semua keinginannya sudah tercapai, anak itu akan
langsung dihabisi dan jejaknya dihilangkan seperti cara yang telah
dibahas di atas.
Menghabisi Setidaknya 100 Nyawa
Sebelum ditangkap, Iqbal mengaku kepada polisi kalau dirinya telah
melakukan pembunuhan terhadap 100 anak laki-laki dengan usia berkisar 6
hingga 16 tahun. Rata-rata yang dibunuh adalah anak panti asuhan atau
anak orang miskin di perkampungan kumuh. Dia mengaku melalui surat dan
berkata akan bunuh diri ke dalam sungai meski gagal dan diseret ke
penjara.
Di pengadilan, Javed dinyatakan bersalah dan mendapatkan hukuman mati.
Dia terbukti melakukan pembunuhan berantai dengan motif kekerasan dan
kejahatan seksual. Untuk aksinya ini, dia dianugerahi hukuman mati meski
pada akhirnya dia bunuh diri di dalam sel tahanannya karena takut akan
digantung.
Inilah kisah dari seorang Javed Iqbal yang tega menghabisi setidaknya
100 anak laki-laki. Entah apa yang menyebabkan dirinya melakukan aksi
keji ini. Namun, satu hal yang sudah sangat jelas, dia pantas dihukum
mati karena apa yang dilakukan melanggar batas-batas kemanusiaan.
Sumber : http://log.viva.co.id
0 Comments