![]() |
Gambar citra satelit kondisi desa-desa di Negara bagian Rakhine, Myanmar yang dihuni oleh etnis Muslim Rohingya pada November 2016 |
Yagobing -- Dalam sebuah video terlihat rumah-rumah suku Rohingya dihancurkan dan
dibakar oleh militer Myanmar. Mayat-mayat suku Rohingya terlihat
bermunculan dari dalam lumpur dan abu.
Pemandangan yang sangat kejam dan mengerikan sebagai gambaran genosida
militer Myanmar terhadap suku Rohingya di utara Rakhine. Human Rights
Watch (HRW) menyatakan, ratusan rumah suku Rohingya di desa-desa
dihancurkan hingga luluh lantak oleh militer Myanmar.
Ini menimbulkan kekerasan yang terus-menerus antara militer Myanmar
dengan suku Rohingya. Kekejaman militer Myanmar sudah di luar batas
kemanusiaan.
Pemerintah Bangladesh mengatakan, puluhan suku Myanmar banyak yang
menyeberang ke Bangladesh dari perbatasan Myanmar. Mereka berusaha
melarikan diri dari militer Myanmar.
Sebuah gambar satelit menunjukkan militer Myanmar menghancurkan desa
Kyet Yoe Pyin yang penduduknya merupakan suku Rohingya. Kekerasan pada
awal Oktober menunjukkan sejumlah tentara dan polisi Myanmar dibunuh
oleh 300 kelompok pria bersenjata.
Kekerasan terus terjadi di Myanmar yang dipicu oleh kekejaman militer
dengan membunuh puluhan suku Rohingya dan menangkan 230 suku Rohingya.
Menurut HRW, kematian akibat kekerasan militer terhadap suku Rohingya
bisa mencapai ratusan jiwa lebih.
Rakhine merupakan tempat tinggap suku Rohingya yang beragam Islam di
Myanmar. Mereka terus mengalami represi dan diskriminasi dari Pemerintah
Rohingya walaupun sesungguhnya mereka merupakan penduduk Myanmar.
Saat ini militer menduduki 25 persen kursi di Parlemen Myanmar. Kekuasaan mereka masih sangat kuat dalam mengontrol Myanmar.
Pendiri Fortify Rights di Bangkok, Matthew Smith mengatakan, Pemerintah
Myanmar terus-menerus menyangkal kalau mereka telah melakukan
pelanggaran HAM berat terhadap kelompok minoritas Myanmar, suku
Rohingya. "Jika pelanggaran HAM dilakukan oleh pemerintah maka setiap
orang di negara tersebut seharusna mulai memperhatikan," katanya seperti
dilansir CNN, Jumat, (18/11).
Mantan Sekjen PBB Kofi Annan mengatakan, jika kekerasan dan represi
terhadap suku Rohingya di Rakhine terus-menerus dilakukan oleh Myanmar
maka negara tersebut akan mengalami ketidakstabilan.
Utusan PBB Zainab Hawa Bangura mengatakan, pemerkosaan dan kekerasan
terhadap wanita dan gadis-gadis Rakhine merupakan bagian dari kekerasan
yang berdasarkan kebencian terhadap suku tertentu. Ini sangat
mengerikan.
Juru Bicara Kepresidenan Myanmar Zaw Htay mengatakan, militer tak
membakar dan menghancurkan rumah-rumah suku Rohingya. Mereka juga tak
memperkosa wanita Rohingya. "Kami akan bekerja sama dengan media untuk
membahas isu-isu yang sensitif di masa depan," ujarnya.
Sumber : republika.co.id
0 Comments