Dikritik Soal Ahok, Jokowi Sebut Pluralisme Indonesia Solid


Presiden Jokowi menepis kritik soal pemenjaraan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok

Presiden Joko Widodo menyebut Indonesia masih menjadi negara model Islam moderat, serta menepis kritik yang menilai reputasi negeri hancur menyusul serangkaian unjuk rasa massa Islam dan pemenjaraan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

"Pluralisme selalu menjadi bagian dari DNA Indonesia," kata Jokowi dalam wawancara khusus dengan Reuters di Istana Kepresidenan di Jakarta, Senin (3/7). "Meski banyak tantangan, Islam di Indonesia selalu menjadi kekuatan moderasi."

Pancasila sebagai dasar negara mencakup persatuan negara, keadilan sosial, demokrasi, keyakinan pada Tuhan Yang Maha Esa sekaligus mengedepankan keberagaman beragama dalam sistem pemerintahan sekuler. 

Kelompok Islam garis keras dilarang di bawah rezim otoriter Soeharto, yang berakhir pada 1998, tapi mereka kembali mencuat beberapa tahun belakangan. 

Akhir tahun lalu, ketegangan religius dan politis memuncak ketika ratusan ribu umat Muslim menggelar protes terhadap Ahok yang dijerat pasal penistaan agama ketika masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Meski dinilai sebagai orang dekat Jokowi, Ahok akhirnya gagal dipilih kembali sebagai pemimpin DKI Jakarta  setelah berbulan-bulan diprotes oleh kelompok garis keras Front Pembela Islam. Dia dikalahkan oleh Anies Baswedan dalam pemilihan kepala daerah yang berlangsung cukup panas.

Pada Mei, dia divonis bersalah atas tindak pidana penistaan agama.

Jokowi mengatakan, Indonesia "masih menjadi mode"l pluralisme dan mengutip komentar Presiden ke-44 Amerika Serikat, Barrack Obama, yang baru saja mengunjungi Indonesia. Obama mengatakan sejarah toleransi di negara ini mesti dipertahankan. 

"Sangat penting disini, di Indonesia, Amerika Serikat, Eropa, dimanapun, untuk melawan politik 'kita atau mereka'," kata Obama di konferensi Diaspora, Sabtu pekan lalu.

Berhati-hati soal homoseksualitas

Selain masalah tersebut, kelompok Islam garis keras kerap juga memprotes komunitas lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT).

Kecuali Aceh, dimana hukum Islam ditegakkan, homoseksualitas dianggap legal di Indonesia. 

Namun, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyebut homoseksualitas sebagai ancaman keamanan nasional dan pekan lalu Pengurus Pusat Muhammadiyah menyerukan boikot terhadap Starbucks karena perusahaan yang bergerak di bidang kopi itu mendukung LGBT.

Jokowi memberikan jawaban yang cukup berhati-hati ketika ditanyai soal hak LGBT. Dia mengatakan "Indonesia tetap menjadi negara yang toleran" dan konstitusi menjamin hak semua orang dihargai serta dilindungi. 

Namun, disaat yang sama, dia juga mengatakan "Kami adalah negara yang mayoritas Muslim terbesar sehingga Indonesia mempunyai norma religius sendiri, nilai-nilai unik dan juga budaya yang harus dihormati."

ISIS tak punya tempat di Indonesia

Gerakan Islam garis keras juga menimbulkan kekhawatiran Indonesia bakal menjadi lahan subur untuk militan Islamis. 

Jokowi mengatakan ia akan menekan parlemen untuk bergerak lebih cepat meloloskan undang-undang antiteror baru yang akan mempermudah penangkapan tersangka terorisme.

"Kami membutuhkan undang-undang ini," ujarnya sambil mengetukkan jari ke meja di depannya. 

Gerakan kelompok militan Filipina untuk merebut daerah Marawi dinilai menjadi modal kelompok teror ISIS untuk mendirikan basis di Asia Tenggara. 

Para pejabat Filipina mengatakan ada orang Indonesia dan Malaysia yang ikut bertempur di kota tersebut. Disisi lain Jokowi menegaskan bakal memberantas sel ISIS di Indonesia.

"ISIS tidak punya tempat di Indonesia," kata Jokowi. 

Dia mencatat bahwa Indonesia, Malaysia dan Filipina sudah sepakat menggelar patroli maritim bersama untuk mencegah pergerakan militan diantara ketiga negara. Dia juga mengatakan telah mendiskusikan kerja sama dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte lewat sambungan telepon, pekan lalu.

"Badan keamanan dan intelijen kami terus bekerja untuk memerangi ancaman ini. Kami juga terus mempromosikan nilai-nilai Islam moderat dan ketika saya berbicara dengan Presiden Duterte pekan lalu, saya mengatakan 'masalah anda adalah masalah saya juga'," ujarnya. 

Dikutip dari : http://www.cnnindonesia.com/nasional/20170703195913-20-225547/dikritik-soal-ahok-jokowi-sebut-pluralisme-indonesia-solid/    

Post a Comment

0 Comments