Jika Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) telah meninjau beberapa lokasi banjir di Kota Kendari. Walikota Kendari, Asrun, justru belum nampak mengunjungi warga korban banjir. Hal tersebut dipertanyakan sejumlah warga kota lulo, baik secara langsung maupun melalui kicauan di akun sosial media.
Hingga di hari ke-empat musibah banjir ini melanda kota adipura, walikota dua periode itu belum juga menemui warganya.
Anton, salah seorang warga metro mengungkapkan, sebagai pemimpin harusnya Asrun bersedia menemui dan melihat seperti apa penderitaan warganya. Tapi faktanya, hal itu tak dilakukan orang nomor satu di Kota Kendari itu.
"Pak Gubernur sudah turun melihat kondisi kami. Tapi yang menjadi pertanyaan kemana saat ini pak wali ? apakah mungkin sedang sibuk menemui warga di kabupaten lain ?," tanya warga Lepo-Lepo itu, Minggu (14/5/2017).
Dirinya menduga, saat ini Asrun sedang sibuk dengan aktivitas politiknya di luar daerah, sehingga belum sempat menemui warganya.
"Dia kan lagi sibuk urus mau ikut Pilgub. Jadi belum sempat menemui kami ini," ujarnya.
Hal yang sama juga dilontarkan masyarakat melalui update status di akun facebook. Ada yang pertanyakan kemana walikota saat ini, ada pula yang menghubungkan antara banjir dan jargon "Berhasil Membangun Tanpa Mengutang".
Seperti yang dituliskan pemilik akun Eka Patry Degani, yang juga mempertanyakan keberadaan walikota.
"Mana mhy itu walikota dan para calon-calon yang dulu merakyat trus kerjanya, adohhhhh merakyat pada saat ada maunya kh ini.......giliran banjir mhy KDI tarik slimut dan merasa bodoh amat," tulis Eka dalam status di akun Facebook miliknya.
Berbeda lagi dengan pemilik akun Irfan Irfan, yang mengaitkan banjir dengan jargon membangun tanpa mengutang.
"Apakah sudah ini yang dinamakan membangun tanpa utang ???," kata Irfan dalam status di Facebook.
Kondisi saat ini, kata dia membuat dirinya dan masyarakat kota marah kepada Asrun. Dan secara politik walikota dua periode itu diminta bertanggung jawab atas kerugian masyarakat secara menyeluruh.
"Yang pertama, perlu kami pertegas pembangunan secara gila yang dilakukan Asrun, dan menimbun seluruh daerah resapan dengan keuntungan profit yang dapat menguntungkan diri sendiri. Kemudian, tidak adanya solusi alternatif berupa pembangunan drainase dan gorong-gorong, yang dapat mengurai potensi banjir di kota Kendari," jelasnya.
Lalu, kata dia, pembangunan ruko yang semrawut dan terkesan pembiaran dari pihak pemerintah. Dan masih banyak lagi masalah lainnya.
0 Comments